Jual CD aplikasi game HP

Image hosted by servimg.com Image hosted by servimg.com
Image hosted by servimg.com Image hosted by servimg.com

Kenapa Boncenger cedera lebih Parah????

dikutip dari www.otomotif-online.com
LANTARAN MELUNCUR BAK PELURU
Kenapa Boncenger Cedera Lebih Parah? Naik motor dibonceng sang pacar, sejuta rasanya. Turing jauh pun terasa nikmat. Eh, tetapi jangan terbuai kenikmatan lo. Soalnya, risiko cedera kalau kecelakaan justru lebih gede mengintai boncenger. Sebab menurut teori fisika saat itu ada dua gaya yang mempengaruhi. Analoginya, bak peluru yang ditembakkan! Waduh, gimana dong Mas...? GRAVITASI BUMI Menurut data yang diperoleh dari Sub Direktorat Keselamatan Lalulintas dan Angkutan Jalan Direktorat Jendral Perhubungan Darat, tahun 2004 lalu jumlah kecelakaan yang terjadi sebanyak 17.732 kasus di seluruh Indonesia. Dari total itu, sekitar 14.223 kasus dialami pengguna motor. Serem, kan? Artinya, naik kuda besi sama aja bertaruh nyawa. Nah, demi menghindari itu, Anda harus hati-hati. Terutama bagi boncenger (pembonceng), ada beberapa hal perlu diperhatikan Memang di sini belum ada survei resmi yang menyebutkan saat kecelakaan, boncenger berisiko lebih parah dari pengendara. "Tetapi pengalaman kami selama turing, faktanya begitu," kata Syamsul M, ketua Honda Tiger Miling List (HTML) Safety Riding Team (HSRT) Bisa jadi pendapat itu benar. Sebab secara fisika, boncenger tidak sestabil joki. Apalagi jika mengalami deselerasi mendadak (misal tabrakan atau pengereman). Di sini terdapat dua gaya yang mempengaruhi; gaya gerak lurus berubah beraturan (GLBB) yang mengarah horizontal searah motor dan gaya gravitasi bumi. Gaya tarik bumi, satu-satunya pengikat pembonceng dan pengendara yang merupakan gaya normal (tegak lurus) demi menghasilkan gesekan antara sadel dan bikers. Jika GLBB lebih gede dari gaya gesek, tentu boncenger bakal lepas dari boncengan. Lebih apes, impuls mendadak yang ditimbulkan akibat tabrakan, setara sama peluru yang ditembakkan pada sebuah benda menggantung yang menimbulkan ayunan keras. Akibatnya, terpelantinglah boncenger dan jadi faktor utama kecelakaan fatal. Lain hal bila pengendara yang 'kuda-kudanya' lebih siap. Karena diperkuat memegang setang dan secara psikologis lebih waspada. Letak titik pusat gravitasi juga lebih menguntungkan pengendara. Sebab saat pengereman (motor menukik ke depan), perpindahan titik beratnya tidak separah boncenger. Makanya disarankan, kedua motormania duduk berdekatan dan berpegangan erat. Itu berguna untuk mendekatkan titik pusat gravitasi. Pasalnya saat ditambah pembonceng, 40% kemampuan berkendara bisa berkurang. Makanya rider kudu ekstra-bertenaga saat bawa penumpang ketimbang sendiri. "Apalagi kalau yang diboncengin kaku, wah berat ngimbanginnya," keluh Nurdin pemilik Honda Supra. Artinya menjadi pembonceng itu enggak cuma duduk manis saja, ada beberapa ketentuan yang harus diikuti agar pengemudi bisa nyaman berkendara. "Paling utama pembonceng harus bisa sejiwa dengan pengemudi," wanti Syamsul . 2 BADAN 1 7-AN Demi menghindari cedera fatal, boncenger emang jangan cuma bisa duduk aja. Tetapi harus waspada dan memperhatikan beberapa penunjang unsur safety. Ini tentu bisa dimulai dari posisi duduk. Idealnya, harus sejajar dengan pengendara. Kalau bisa, hindari duduk menyamping. Sebab ini mempengaruhi keseimbangan. Usahakan memegang prinsip 2 badan 1 7-an (dua badan satu tujuan). Maksudnya, bodi pembonceng dan joki kudu rapat agar gerakannya kompak. "Sebaiknya kedua tangan pembonceng memegang erat pinggang pengendara," saran Syamsul. Pembonceng dilarang membuat gerakan mendadak. Karena ini dapat memecah konsentrasi. "Ikuti saja gerakan pengemudi saat bermanuver. Jangan menahan, apalagi panik. Bisa mengganggu pengendalian," terang pria berkacamata ini. Lainnya, 'diharamkan' ngajak ngobrol karena merusak konsentrasi. Jika terpaksa, lebih baik motor menepi dan berhenti dulu. "Makanya di klub kita juga melarang pakai alat bantu komunikasi antara pengendara dan pembonceng yang nempel di helm, karena potensial memecah kosentrasi," jelas Syamsul lagi. Oh ya, posisi kaki pembonceng selama ada di atas motor sebaiknya selalu nempel footstep. Meski jalan macet, kaki pembonceng jangan ikut turun ke aspal. Karena akan mengganggu handling saat kaki pengendara menahan motor sambil berjalan. Belo __________________

 

© 2007 Selamat datang di blog Pribadi saya: Kenapa Boncenger cedera lebih Parah???? | Design by Template Unik



Template unik dari rohman


---[[ Skip to top ]]---